JAKARTA – Wilayah Ternate, Maluku Utara, kembali diguncang gempa bumi pada Senin (08/09/2025) pagi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat kekuatan gempa mencapai Magnitudo 3,7 dengan pusat gempa berada di kedalaman 28 kilometer.
Berdasarkan analisis BMKG, episenter gempa terletak di koordinat 1,25 Lintang Utara dan 126,40 Bujur Timur, atau sekitar 119 kilometer barat laut Kota Ternate. Guncangan yang terjadi pukul 06.05 WIB itu terasa lemah sehingga hingga saat ini tidak menimbulkan laporan kerusakan maupun korban.
“Gempa Mag:3.7, 08-Sep-2025 06:05:09WIB, Lok:1.25LU, 126.40BT (119 km BaratLaut TERNATE-MALUT), Kedlmn:28 Km,” tulis BMKG dalam laporan resminya, Senin (08/09/2025).
Meskipun skalanya relatif kecil, BMKG tetap mengingatkan masyarakat agar tidak lengah. Potensi gempa susulan selalu ada, terlebih Maluku Utara termasuk wilayah dengan aktivitas seismik yang cukup tinggi.
“Hingga kini belum ada laporan mengenai dampak kerusakan maupun korban akibat guncangan gempa tersebut. Masyarakat diimbau tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan,” lanjut BMKG.
BMKG juga memberikan catatan penting dalam setiap rilis cepatnya. Informasi yang disampaikan pada menit-menit awal gempa mengutamakan kecepatan, sehingga data masih dapat berubah seiring masuknya informasi tambahan dari berbagai sensor.
“Disclaimer: Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG.
Sejumlah warga Ternate mengaku merasakan getaran ringan, meski tidak sampai membuat aktivitas terganggu. “Hanya seperti ada guncangan sebentar, tidak kuat. Kami langsung cek berita BMKG untuk memastikan,” ujar salah seorang warga melalui pesan singkat.
Ahli kebencanaan mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk selalu siap menghadapi potensi bencana gempa, terutama di daerah rawan seperti Maluku Utara yang dikelilingi jalur subduksi dan pertemuan lempeng. Edukasi mengenai langkah penyelamatan diri, jalur evakuasi, hingga penyediaan tas siaga bencana perlu terus digencarkan agar masyarakat tidak panik ketika bencana benar-benar terjadi.
Dengan frekuensi gempa yang kerap terjadi di kawasan timur Indonesia, peristiwa ini kembali menjadi pengingat bahwa mitigasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga kesadaran kolektif masyarakat. Walaupun gempa Ternate kali ini tidak menimbulkan dampak signifikan, kewaspadaan tetap menjadi kunci untuk mengurangi risiko di kemudian hari. []
Diyan Febriana Citra.
